AKHMAD SUGIARTO, S.Si

SOSOK GURU MASA DEPAN YANG DIDAMBAKAN BANGSA Oleh: Akhmad Sugiarto, S.Si Guru IPA MTsN Batu Potret Buram Pendidikan Kita Berbagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


SOSOK GURU MASA DEPAN YANG DIDAMBAKAN BANGSA

Oleh: Akhmad Sugiarto, S.Si

Guru IPA MTsN Batu

Potret Buram Pendidikan Kita

Berbagai tragedi telah mewarnai wajah dunia pendidikan kita, mulai perilaku siswa yang memukul gurunya (http://style.tribunnews.com/2018/11/11/video-guru-dikeroyok-murid-di-kelas-viral-di-medsos-lp-maarif-nu-kendal-ambil-tindakan) dan https://news.detik.com/berita/d-3845912/cerita-siswa-aniaya-guru-di-sampang-hingga-meninggal-dunia), tawuran pelajar (https://metro.tempo.co/read/1125876/kpai-tawuran-pelajar-2018-lebih-tinggi-dibanding-tahun-lalu), hamil di luar nikah (http://lampung.tribunnews.com/2018/10/02/12-siswi-smp-di-satu-sekolah-hamil-pkbi-20-persen-pelanggan-psk-adalah-pelajar-sma), menyontek ketika ujian (http://mediaindonesia.com/read/detail/17729-angka-kecurangan-un-masih-tinggi), penyalahgunaan narkoba (http://www.tribunnews.com/pendidikan/2018/08/14/bnn-bilang-24-persen-pengguna-narkoba-adalah-pelajar-ini-tanggapan-kemendikbud) dan lain sebagainya. Berbagai fakta tersebut memberikan ransangan yang muncul sebagai saran untuk memperbaiki kurikulum atau muatan pada mata ajaran, misalnya seruan untuk menanamkan pendidikan karakter.

Pendidikan sekuler-materialistik juga memberikan kepada siswa suatu basis pemikiran yang serba terukur secara material. Disadari atau tidak, berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi yang sangat individual. Nilai transendental dirasa tidak patut atau tidak perlu dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan. Tempatnya telah digantikan oleh etik yang pada faktanya bernilai materi juga.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak baik di luar dan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan di luar sekolah dapat terjadi dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Jadi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian diteruskan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

Manusia sebagai makhluk hidup selalu ingin berkembang. Keinginan ini secara manusia tidak terbatas, akan tetapi kemampuan manusialah yang membatasi keinginan tersebut. Oleh karena itu keinginan untuk berkembang berlangsung mulai dan lahir sampai meninggal dunia. Untuk mengembangkan diri itu manusia memerlukan bantuan dalam hal ini pendidikan. Keinginan untuk perkembangan itu berlangsung mulai lahir sampai meninggal, maka kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan itu juga harus berlangsung seumur hidup.

Membentuk kepribadian siswa yang mempunyai karakter khas, yang akan berguna bagi bangsa dan negara, dapat dilakukan dengan menanamkan pendidikan karakter yakni menanamkan keyakinan akan pertanggungjawaban oleh yang menciptakan manusia dan alam semesta ini. Pembiasaan sikap karakter yang baik dari yang terkecil, dan tingkat pendidikan yang paling kecil yakni keluarga dengan ketauladanan yang ditunjukkan oleh seorang ayah dan ibu. Pembiasaan yang baik dikeluarga akan sangat terasa jika kehidupan dimasyarakat tercipta saling menasehati, saling memberikan masukan yang membangun dan saling memahami. Pola pendidikan karakter di keluarga dan dimasyarakat yang baik ini akan semakin terjamin dan terjaga jika pemerintah sebagai pemangku kebijakan di sekolah juga mampu memberikan suasana kehidupan yang penuh ketaatan pada hukum dan rasa takut akan pertanggungjawaban kepada yang mengusai manusia, kehidupan dan alam semesta.

Sifat-sifat Sebagai Pendidik untuk Membentuk Karakter Peserta Didik

Setiap orang yang melaksanakan aktivitas pendidikan, harus mempunyai sejumlah sifat yang menjadi identitasnya. Dengan identitas tersebut, dia bisa mendekati obyek didiknya. Jika identitas tersebut dia tinggalkan, tentu aktivitas pendidikan yang dijalankannya akan gagal dengan kegagalan yang fatal. Sifat-sifat yang terpenting, antara lain, adalah:

1. Kasih Sayang

Kasing sayang (rahmah) adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap pendidik. Karena itu, orang yang hatinya keras, tidak layak menjadi pendidik. Sebab, kasih sayang yang merupakan gerakan kalbu dan kepedihan hati adalah modal perasaan yang secara otomatis bisa mendorong pendidik, dan menolak untuk tidak suka meringankan beban orang yang dididik.

2. Sabar

Sabar adalah bekal setiap pendidik. Seorang pendidik yang tidak berbekal kesabaran, ibarat musafir yang melakukan perjalanan tanpa bekal. Bisa jadi dia akan gagal, atau kembali sebelum sampai ke tempat tujuan.

Kadangkala pemahaman atau persepsi obyek didik mengenai tujuan pendidikan tersebut keliru, sehingga seorang pendidik harus bersabar sampai persoalan tersebut menjadi jelas. Kadangkala seorang pendidik telah mencurahkan kemampuannya secara maksimal, tetapi dia tidak mendapatkan hasil yang menyenangkan, sehingga dia juga harus bersabar. Karena karakter pendidikan memang tidak bisa memberikan hasilnya dalam waktu yang singkat. Kadangkala seorang pendidik juga diserang dan diperlakukan nista, sehingga dia juga harus bersabar. Karena, kesabaran merupakan bekal perubahan yang sangat dia perlukan.

Jika kita menelusuri sirah (biografi) sang pendidik agung ini, kita akan menemukan bahwa Rasul saw. merupakan lambang kesabaran yang luar biasa. Beliau bersabar terhadap berbagai penganiayaan kaumnya terhadap tubuh beliau, serta penyiksaan yang bahkan telah mengancam nyawa beliau, sehingga keagungan risalah beliau dan kemuliaan tujuannya, nampak bagi mereka. Akhirnya kebencian mereka berubah menjadi cinta, dan penganiayaan mereka berubah menjadi pengorbanan.

3. Cerdas

Seorang pendidik harus pandai, dan cerdas (fathanah), sehingga bisa menganalisis masalah obyek didiknya yang sangat rumit. Jika masalah tersebut baik, dia bisa menjadikannya sebagai cara terbaik untuk mengembangkan obyek didiknya. Dan jika buruk, dia bisa memilih cara terbaik untuk menyelesaikannya. Dia juga mampu menganalisis apa yang sesuai dan tidak dengan obyek didiknya. Dia juga bisa memahami emosi jiwanya dengan melihat raut mukanya. Juga bisa memahami perbedaan-perbedaan individual yang bersifat abstrak di antara mereka. Sebab, tugasnya adalah menyelami relung jiwanya melalui perbedaan-perbedaan tersebut, atau memaksimalkannya dengan tujuan untuk mengarahkan tiap individu agar bisa mencapai apa yang membahagiakannya.

Rasulullah saw. sebagai utusan Allah SWT. telah dipenuhi oleh Allah dengan sifat kecerdasan sebagai fitrah asalnya. Seluruh pengamat kepribadian Rasulullah saw. dan ulama telah sepakat, bahwa Rasulullah saw. secara pribadi, juga Rasul-rasul yang lain mempunyai sifat cerdas. Kita akan bisa melihat fenomena kecerdasan beliau dalam bidang pendidikan tersebut ketika kita membahas strategi pendidikan Rasulullah saw.

4. Tawadhu'

Seorang pendidik harus bersikap tawadhu' kepada obyek didiknya. Sebab, kesombongannya hanya akan menambah jarak antara dirinya dengan obyek didiknya. Dan, ketika jarak tersebut semakin renggang, maka pengaruhnya akan hilang.

Rasulullah saw. sebagai penghulu para pendidik, adalah orang yang paling tawadhu' sehingga begitu tinggi sikap tawadhu' beliau, sampai-sampai beliau bertemu anak-anak, beliaulah yang terlebih dahulu mengucapkan salam kepadanya.

5. Bijaksana

Seorang pendidik harus berlapang dada dan bijaksana (hilm). Tidak boleh mudah terpengaruh dengan kesalahan, bahkan oleh keburukan yang dihadapinya. Tetapi, dia harus menyimpannya kemudian mengemukakannya dengan bijaksana. Lalu, kosentrasinya diarahkman untuk memecahkan sebab-sebab kesalahan tersebut.

6. Pemberian Maaf

Lemah lembut ketika keburukan ditujukan kepada dirinya selalu diikat dengan pemberian maaf kepada orang yang melakukan keburukan sehingga orang tersebut bisa memulai kehidupan barunya.

7. Kepribadian yang Kuat

Seorang pendidik harus mempunyai kepribadian yang kuat, tidak cacat dan diragukan agar mempunyai pengaruh terhadap obyek didiknya. Kepribadian yang kuat tidak memerlukan banyak hukuman (sanksi), sebaliknya akan mampu mencegah terjadinya banyak kesalahan dan mampu menanamkan keyakinan dalam diri. Seorang guru mempunyai pesona yang mampu menanamkan keyakinan dalam hati peserta didik, begitu bertemu pertama kali dengan beliau. Sehingga ketika murid bertemu dapat menggambarkan sifat sang idola, Jika orang melihat beliau, pasti dia akan hormat kepadanya.

8. Yakin terhadap Tugas Pendidikan

Para pengkaji masalah ini berbeda pendapat mengenai sifat tersebut. Ada yang menyebutnya dengan keyakinan (îmân), tetapi ada juga yang menyebut dengan kecintaan pada tugas, dan ada juga yang menyebut dengan kepuasan pada tugas.

Ini merupakan sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik. Sebab, pendidikan merupakan kontribusi mental dan spiritual. Jika seorang pendidik tidak yakin dengan tugas pendidikannya, dia tentu tidak akan mampu memberikan kontribusi tersebut. Yang ada akhirnya hanyalah transfer of knowledge (tranfer pengetahuan).

9. Menyeru sesuai dengan Tingkat Pemahaman

Penjelasan seorang pendidik kepada obyek didiknya dengan penjelasan yang maknanya tidak bisa difahami bisa menyebabkan obyek didik tersebut memahami pengertian yang lain. Kesalahan ini kemudian akan berkembang di tengah banyak orang, atau dilaksanakan dalam bentuk yang salah. Pada saat, pernyataannya akan berubah dan tujuan yang berhasil dicapai malah sebaliknya, sehingga tidak sekali-kali memberi penjelasan atau perintah, kecuali apa yang mampu dia fikirkan. Rasulullah saw. bersabda:

Kamu sekali-kali janganlah memberi penjelasan kepada suatu kaum, penjelasan yang tidak bisa dijangkau oleh akal mereka, kecuali ia akan fitnah bagi sebagian di antara mereka.

Jika guru harus menjelaskan kepada mereka sesuatu yang di luar jangkauan intelektual mereka, beliau akan menjelaskannya dan mendekatkan penjelasan tersebut ke dalam pemahaman mereka, dengan menggunakan penyerupaan atau perumpamaan, ataupun yang lain.

Semoga dengan berbagai karakter guru yang akan menjadi contoh untuk peserta didik mampu memahamkan kepada generasi emas ini menjadi generasi yang memiliki kepribadian unggul dan berkarakter sehingga mudah dalam membangun bangsa menuju lebih baik.

search

New Post